Cukuplah Kematian, Sebagai Nasihat!

50fdee7491997kematian

“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!”

(HR. Tirmidzi)

Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.

Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.

  1. Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga

Tak ada sesuatu pun buat seorang mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun tahu berapalama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir. Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya.

Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1, “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).

Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, “Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan.” Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.

Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat 44, “Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang zalim: ‘Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul….”

  1. Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa

Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.

Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Silakan kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Silakan kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.

Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naïf kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.

  1. Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa

Fikih Islam menggariskan kita bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu. Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang.

Ceramah-Agama-Islam-Tentang-Kematian-300x234

Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergi pun bersama sesuatu yang tak berharga.

Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika peran usai, kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan seperti itu, masihkah kita menyangkal bahwa kita bukan apa-apa. Dan, bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba Allah. Setelah itu, kehidupan pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.

  1. Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara

Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.

Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.

  1. Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga

Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.

Mungkin, inilah maksud ungkapan Imam Ghazali ketika menafsirkan surah Al-Qashash ayat 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia…” dengan menyebut, “Ad-Dun-ya mazra’atul akhirah.” (Dunia adalah ladang buat akhirat)

Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.

——————————

Jum’at Mubarrok, Brunschwick, Jerman 22/08/2014

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Selembar Surat itu, Mengantarkanku ke Pelaminan Bersamamu…

calon istri solehah 1“Baiklah… sini saya bantu”
kurang lebih seperti itu kata-kata lirih yang saya dengar dari mulut seorang muslimah di sebuah puskesmas di Kota Semarang, sangat teduh dan menenangkanku waktu itu.

Hari itu.. adalah hari terakhir pendaftaran mahasiswa baru Program Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, demi merentas mimpi yang ingin kutuntaskan, setapak demi tapak..

Sebuah “Surat Keterangan Kesehatan” yang ku butuhkan untuk mendaftar kuliah belum ada waktu itu,
Ini sudah sore hari dan di akhir pekan pula, ”pikirku” apa mungkin masih ada dokter yang masih mau melayani hanya untuk memberi surat keterangan sehat?

Saya mencoba datang ke Puskesmas Sekaran, dekat tempat tinggalku di Kota Semarang karena barangkali masih ada orang.
Ternyata.. hanya ada seorang pegawai berpakaian muslimah yang sedang di pintu keluar menuju motornya untuk pulang, ia adalah orang terakhir yang ada disitu.

Kucegah ia dan memintanya untuk membuatkanku surat sakti itu, awalnya ia berkata “Maaf, tidak bisa Mas, ini sudah sore, dan sudah tidak ada lagi yang di kantor ini”

Allohu Akbar.. Laa yukalifullahu nafsan illa wus’aha.. “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya..” (QS. Al-Baqarah:286)

Sesaat kemudian, wanita itu memanggilku dan berkata “Baiklah.. sini saya bantu”, Subhanalloh.. terima kasih mba, maaf merepotkan, “ucapku”.

Kata-kata terakhir yang saya ingat saat menulis surat itu hanya “Antum liqo’ (mengaji) gak?“ Mungkin melihat penampilanku yang sedikit berjenggot tipis, he.. Iya mba, “balasku”,
Ok, ini suratnya gratis buatmu dan saya minta tolong antum besok membantu acara Targhib Ramadhan 1434 H di kecamatan Gunung Pati (Salah satu kecamatan di kota Semarang) ya akh, saya PJ.nya namun masih butuh banyak orang “katanya padaku”, InsyaAlloh ya ukht, nanti saya coba jarkom ke teman-teman…

Setelahnya..
Tidak pernah ketemu lagi dan sudah menghilang ingatanku tentangnya…

IMG_20140630_1312181 hari sebelum Ramadhan 1435 H, satu tahun setelah peristiwa itu, aku duduk di pelaminan dan menikah dengan seorang wanita yang baru satu minggu saya kenal melalui proses ta’aruf yang islami, insyaAlloh..

Saat bercanda dalam jeda, Ia berkata padaku “saya kerja di Puskesmas Sekaran, di Kota Semarang, Mas Tomo”
Oh.. Kalau saya masih mahasiswa dan kuliah di UGM de Nitha, He..

Saya coba beranikan tanya padanya, Hmm.. kalau kerja di Puskesmas Sekaran itu, Apakah Antum pernah membantu seorang pemuda yang butuh “Surat Keterangan Sehat” untuk mendaftar kuliah S2 UGM, dan saat itu sudah tidak ada orang lain di Puskesmas selain dirimu…???

Ia berpikir sejenak, Hmm.. Sepertinya iya, dan saya ingat sore hari pemuda itu datang ke puskesmas, memang kenapa Mas?

Tahukah kamu, bahwa pemuda itu adalah “Saya” istriku…

 

@Kota Braunschweig, Jerman, 11 Agustus 2014

“Untuk istriku tercinta Yunita Rohmawati dari suamimu  Kustomo Al Zilazafi”

Posted in Uncategorized | 5 Comments

Nasehat ‘Ali bin Abi Thalib tentang Akhir Zaman

pembunuh-sahabat-imam-ali

Aku khawatir dengan suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan

Keyakinan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatan

Banyak orang baik tapi tak berakal, ada orang berakal tapi tak beriman, Ada lidah fasih tapi berhati lalai…

Ada yang khusyuk namun sibuk dalam kesendirian, Ada ahli ibadah namun mewarisi kesombongan iblis…

Ada ahli maksiat rendah hati bagai sufi, Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat,

Ada yang banyak menangis karena kufur nikmat, Ada yang murah senyum namun hatinya mengumpat…

Ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut, Ada yang berlisan bijak namun tak memberi teladan…

Ada pezina yang tampil sebagai figur,sholat

Ada yang punya ilmu tapi tak paham,

Ada yang paham tapi tak menjalankan,

Ada yang pintar tapi membodohi,

Ada yang bodoh tapi tak tahu diri,

Ada orang beragama tapi tak berakhlak,

Ada yang berakhlak tapi tak berTuhan,

Lalu.. “diantara semua itu, dimana aku berada?”

(Ali bin Abi Thalib)

Posted in Uncategorized | 1 Comment

Sepucuk Surat Untukmu di hari Kemenangan…

Kartu Lebaran (9)Ayah…Ibu…
Aku seorang anak yang engkau lahirkan atas kehendak-Nya
Semasa kecil aku tidak tahu apa-apa,
Bahkan bergerakpun aku masih sangat kesulitan

Kalian dengan sabar mengajarkan aku segala sesuatu
dari sesuatu yang kecil,
hingga suatu hal besar….

Kalian dengan sabar mendengar keluh kesahku
segala tangisanku….
maupun tawaku…

Saat ini aku sudah semakin besar
sudah mengerti segala sesuatu
Namun masih ada hal yang belum aku tahu,
Bagaimana aku membalas perlakuan terpuji kalian……

Aku hanya membantah apa yang kalian ucapkan,
setelah kalian mengajarkan suatu kebaikan
Aku hanya memikirkan bagaimana hidupku
agar lebih baik,
aku hanya sibuk dengan studi dan pekerjaanku,
tanpa memikirkan untuk duduk bersama kalian…

Disaat aku ingin sesuatu
kalian dengan sabar mendengarkan apa keinginanku

Ayah…Ibu….
Terus meneruslah memberikan perhatian kepadaku,
agar aku bisa menjadi lebih baik,

Terus meneruslah mengajarkan kebaikan kepadaku,
agar aku bisa mengerti kebaikan orang lain,

IMG_20140724_141235mungkin saat ini aku sedang sangat merindukan kalian,
yang selalu memarahiku, yang selalu memberikan hal baik,
yang selalu memberikan kebahagiaan kepadaku,
maafkan aku atas kesalahan-kesalahanku…
mungkin aku menganggap tidak penting apa yang kalian ucapkan…

Bimbing dan doakan aku
agar menjadi anak yang berbakti,
dan mampu berbuat kebaikan seperti yang kalian ajarkan
aku akan selalu berdoa kepada Allah untuk kalian,
karena aku tak mampu membalas apa yang kalian berikan kepadaku…..
Ya Allah sayangilah mereka,
sebagaimana mereka menyayangiku
sewaktu kecil,

Dan untukmu Istriku….
Betapa saya sangat ingin mencium keningmu, mendampingimu, dan melihat senyummu hari ini.
Hari dimana jutaan umat muslim merayakan kemenangannya setelah berpuasa sebulan lamanya.
Namun, maafkan saya karena belum sanggup melakukan itu semua
Saat ini saya masih berada jauh disisimu
Berada di suatu negeri asing yang memerlukan kesabaran untuk senantiasa tunduk perintahNya.
Tulus ikhlasmu semoga menjadikan hatiku tenang dan lapang menjalankan skenario kehidupanNya.
Semoga suatu saat nanti ada waktu terindah untuk kita hidup bersama
Untuk menapaki kehidupan rumah tangga, baik dalam suka maupun duka…..

Untukmu saudaraku…
Maaf jika belum bisa menjadi saudara yang baik untuk kalian,
Hati lapang kalian semoga masih terbuka untuk memaafkan di hari kemenangan.

Aku akan berusaha membahagiakan kalian,
Selama hidupku……..

Ayah…Ibu…Istri…dan Saudaraku..
Maafkan aku dan Selamat Hari Raya ‘Idul Fitri 1435 H.
Semoga Alloh SWT menerima amal ibadah kita dan mengampuni segala dosa-dosa kita.
Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin…….

Bumi Eropa, Kota Braunschweig, Germany, 1 Syawal 1435 H
@Yang merindukan kalian Kustomo 

Posted in Uncategorized | 6 Comments

Kupinang Engkau dengan Ar Rahman…

Untuk Istriku Yunita Rohmawati

Suatu hari, engkau datang dalam pertemuan yang begitu singkat…

Hingga kepahaman tentangmu masih samar bagiku untuk mengenalmu lebih jauh…

Namun, Ketaatan padaNya lah yang telah menyatukan kita berdua…

Kini engkau telah halal menjadi pendamping hidupku,

menjadi penyejuk hatiku manakala aku membutuhkan seseorang disisiku…

Kuhadiahkan surah Ar Rahman untukmu saat janji suci itu terucap dari mulutku,

Semoga Dia yang Maha Rahman selalu memberkahi dan meridhoi ikatan suci ini…

Selamanya….

IMG_20140630_131218

Duhai engkau yang jauh di sana…
Bila dirimu jatuh cinta..
Dan ALLAH menautkan hatimu untukku..
Ku sambut hatimu dengan terbuka
Inilah aku!
Seorang yang biasa..
Tidak begitu istimewa..
Maka…
Jika kamu ridha padaku..
Terimalah aku apa adanya..

 

Duhai istriku…
Bila suatu saat..
Engkau menemukan aku dengan
segala kelebihanku dan kekuranganku..
Semoga…
Tidak membuatmu berubah padaku..
Mengurangi perhatianmu,,
Mengurangi cinta dan sayangmu,,
Bila kamu ridha padaku,,
maka…
Terimalah aku apa adanya…

Duhai kekasihku…
Bila ALLAH telah memilihku untukmu
Dan memilihmu untukku
Semoga…
Kita bisa memadukan hati dan perasaan kita
Semata-mata karena-Nya
Saling mengingatkan,
Saling mengayomi,
Saling menguatkan,
Demi terwujudnya mahligai cinta yang sakinah mawaddah,warahmah..
Dan jika kamu temukan ketidakmampuanku
Atas keilmuan yang sedikit
Maka..
Terimalah aku apa adanya…

Mari kita sama-sama belajar tentangnya
Duhai engkau pilihan Allah untukku..
Bila engkau telah ridha padaku,
Semoga ALLAH pun ridha padamu,
oleh karena-Nya
Semoga kita tidak lantas lalai tuk selalu bersyukur..

Untukmu yang telah ALLAH pilihkan untukku…
Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu,
Bila kau hilangkan agama pada dirimu..
Maka..
Hilanglah cintaku padamu…
Duhai kekasihku…
Inilah aku..
Inilah kekuranganku!
Inilah kelebihanku!
Inilah aku yang tak sempurna..
Maka…
Terimalah aku apa adanya…

In memorian of @Jum’at Mubarok, 29 Sya’ban 1435 H / 27 Juni 2014 M

Masjid Amanatul Khoir, Kec. Kawunganten, Kab. Cilacap, Jawa Tengah

Yang mencintaimu karenaNya_@Kustomo

 

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Bersamaku…

Gambar

Bersamaku kamu tidak perlu repot-repot berdandan berjam-jam.

Toh make up mu akan kalah oleh hujan. Kita akan hujan-hujanan.

Toh make up mu akan hilang dibasuh wudhu.

Sederhana saja kan lebih enak…

Bersamaku, kamu tidak perlu takut berbuat aneh.

Tidak perlu repot mengatur diri agar terlihat anggun.

Aku tidak sedang berjalan bersama model di catwalk kan.

Sederhana saja kan lebih nyaman…

Bersamaku kamu tidak perlu takut untuk kentut dan ijin ke belakang berlama-lama.

Namanya juga manusia, kalau ditahan nanti masuk rumah sakit.

Sederhana saja, keterbukaan kan lebih menenangkan…

Bersamaku, kamu tidak perlu repot makan bergaya eropa.

Kita akan makan dimanapun. Selama halal, bersih, dan sehat.

Kita bisa sambil bercanda sesekali dalam jeda.

Sederhana saja kan lebih asyik…

Bersamaku, kamu tidak perlu takut kalau tidak bisa masak.

Tidak perlu takut tidak bisa mengurusku.

Kan tugasku yang mengurusmu.

Menjamin kehidupanmu sebagaimana yang telah aku janjikan kepada orang tuamu.

Memastikanmu baik-baik saja.

Kamu cukup bersamaku dan menjadikan kebersamaan kita sebagai pahala.

Sederhana saja bukan, tidak saling menuntut berlebihan…

Bersamaku, kamu tidak perlu takut menjadi dirimu sendiri.

Kamu boleh marah, kamu boleh menangis, kamu boleh bahagia.

Selama kamu tidak berlarut-larut berdiam diri.

Sederhana saja kan, saling bicara lebih menentramkan…

Bersamaku, kamu tidak perlu takut kehilangan teman.

Teman-teman baikmu ajaklah kemari, kenalkan padaku.

Aku akan menjadi teman baik mereka juga.

Agar kita bisa bermain bersama-sama dengan mereka di waktu luang.

Bersamaku, semua hal yang kamu takutkan tidak perlu kamu takutkan lagi.

Sederhana kan…

Aku hanya ingin menghilangkan ketakutanmu ketika kamu sendiri.

Mau bersamaku?

Sumber: Kurniawan Gunadi (Bandung)

Yogyakarta, 26 Februari 2014

@ Kustomo

Posted in Uncategorized | 2 Comments

Perputaran Roda Kehidupan

Gambar

Sudah lama penulis tidak mengisi blog ini, dan mungkin terlalu lama, he.. Semoga tidak hilang semangat para sahabat untuk selalu berkarya dalam kebaikan.  #sambil bersihin sarang laba-laba. 🙂

Baiklah, Kali ini saya ingin menuliskan tentang arti dari sebuah roda takdir kehidupan. Tulisan ini saya sadur dari sebuah artikel yang pernah dimuat dalam situs dakwah http://www.dakwatuna.com/ yang semoga bisa memberi inspirasi buat sahabat sekalian. Yah, memang tanpa sadar, kita telah melewati alur cerita yang begitu panjang dalam merentas kehidupan ini. Ada yang dilahirkan dari keluarga miskin, ada yang pas-pasan, ada yang sederhana, dan ada yang punya keberuntungan lahir dari keluarga kaya raya. Alloh SWT mengatur itu semua sebagai bentuk ujian atas keimanan manusia pada Tuhannya. Apakah mereka akan bersyukur atau bahkan kufur atas nikmat rizki masing-masing yang diberikan kepada manusia.

Lauhul mahfudz menjadi bukti otentik akan ketetapan takdir oleh Allah. Begitulah Allah membuat mekanisme kehidupan. Sehingga sehebat-hebatnya manusia, tetaplah jalan hidup mereka di bawah garisan takdir, Ranah legal manusia, hanyalah ikhtiar dan doa. Karena 2 hal tersebut ialah pengubah takdir. Seperti sabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya doa dan takdir akan bertarung di langit.”

Doa, ikhtiar, dan takdir merupakan perangkat kehidupan yang tidak bisa terlepas dari manusia. Ketiganya saling mengisi, dan mempengaruhi satu sama lain. Tetapi yakinlah dengan keadilan yang Allah janjikan. Bahwa takdir yang kita anggap pahit, ternyata terdapat buah manis di baliknya. Begitu juga sebaliknya, seperti kisah pada zaman Bani Umayyah.

Umar bin Abdul Azis rahimahullah salah seorang khalifah bani Umayyah, meninggalkan sebelas anak. Masing-masing anak mendapat warisan hanya ¾ dinar saat menjelang kematiannya. Ia berkata kepada mereka, “Aku tidak mempunyai harta yang dapat kuwariskan.”

Sementara itu, Hisyam bin Abdul Malik salah seorang khalifah bani Umayyah berikutnya, meninggalkan 11 anak dan masing-masing anaknya mendapat satu juta dinar. Di kemudian hari, ternyata tidak ada satu pun dari anak-anak Umar bin Abdul Azis, kecuali mereka kaya. Bahkan salah seorang anaknya, sanggup menyediakan biaya dan harta pribadinya untuk seratus ribu pasukan berkuda, sekaligus dengan kudanya pada perang Fi Sabilillah. Sementara tidak seorang pun di antara anak-anak Hisyam bn Abdul Malik, kecuali mereka jatuh miskin.

Kesenjangan gaya hidup 2 pemimpin tadi, menggambarkan sebab-akibat kehidupan. Umar bin Abdul Azis yang mendidik anaknya dalam kesederhanaan, membuat anak-anaknya tumbuh mandiri. Sedangkan Hisyam bin Abdul Malik yang memanjakan anaknya dengan harta, malah membuat mereka menderita di kemudian hari. Fenomena ini seperti dijelaskan dalam firman Allah:

وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ

Artinya: Dan masa (kejayaan/kehancuran) itu, kami pergilirkan di antara manusia. (Ali-Imran: 140)

GambarPerputaran roda takdir akan terus berjalan. Tidak memandang status maupun jabatan. Tidak mengenal ruang dan waktu. Kita hanya bisa ikhtiar dan berdoa. Dari dua hal tersebut, setidaknya kita bisa memperindah alur kehidupan yang akan datang.

Dalam kitab Ta’limul Muta’alim disebutkan “Sempatkan dirimu di masa muda, dan ingat masa itu tidak akan lama berada”
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari alur cerita kita masing-masing, dan memutar roda takdir menuju keridhoanNya.
 
Posted in Uncategorized | Leave a comment

Karena Alloh, Aku Ingin Menikah

GambarSelama ini yang menjadi kekhawatiran seorang pemuda/pemudi yang akan menikah adalah masalah finansial.

  • Berapa biaya resepsi pernikahannya?
  • Mau beli mahar (mas kawin) apa yang istimewa?
  • Pestanya mau mewah atau sederhana?
  • Berapa kira-kira bayar ke pengulu, teman panitia, ibu-ibu yang masak?
  • de el el

Mungkin tidak hanya yang penulis cantumkan diatas yang menjadi ganjalan hati seseorang yang meniatkan diri untuk menikah, masih banyak lagi kekhawatiran seperti bagaimana nanti menghidupi istri, bekerja apa yang cocok buatku yang tidak punya ketrampilan apa-apa, dan mau tinggal dimana nanti kita kalau sudah menikah, mandiri atau tetap ikut orang tua.

Yah, sesungguhnya adalah hal yang wajar beberapa keraguan itu muncul ketiga seseorang ingin menikah. Satu yang menjadi catatan penting penulis ketika mengikuti sekolah pra nikah yang dilaksanakan teman-teman LDK dikampus kami adalah “Yakinlah Alloh akan membukakan rizki yang luas, dan buang semua keraguan yang ada”. Kurang lebih seperti itu yang dikatakan oleh Ust.Cahyadi Takariawan selaku pembicara dalam sekolah pra nikah tersebut. Memang kegiatan ini dirasa sangat perlu dilaksanakan buat para mahasiswa terlebih semester akhir atau yang sudah lulus ketika mereka merasa galau dalam menentukan pendamping hidupnya. Ini merupakan jawaban para ADK (baca Aktivis Dakwah Kampus) yang sering menuliskan status galau/cinta/menikah, dll di dinding facebook mereka. Mungkin juga termasuk penulis sendiri, he… 🙂

GambarMenikah tidak hanya sekedar urusan finansial, tetapi lebih pada urusan mental kesiapan untuk menikah. Banyak dalil yang menganjurkan kita sebagai muslim untuk menikah, baik dari Alquran maupun Assunnah (hadist) Rosulullah yang telah sering kita dengar.

Diantaranya DALIL NIKAH dari AL-QURAN :

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةًۭ وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [QS. Ar. Ruum (30):21].

وَمِن كُلِّ شَىْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

 وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةًۭ وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

‘Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik.” [QS. An Nahl (16):72].

وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌۭ 

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [QS. At Taubah (9):71].

 HADIST NIKAH

Wahai generasi muda, barangsiapa diantara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barang siapa belum mampu hendaknya berpuasa sebab ia dapat mengendalikanmu.(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).

Anas Ibnu Malik Radiliyallaahu ‘anhu berkata,”Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang kami membujang”. Beliau bersabda, “Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga dihadapan para Nabi pada hari kiamat. (HR. Ahmad)

 Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah:Rasulullah SAW bersabda: “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !” . (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)

Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan). (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).

Rasulullah SAW. bersabda:”Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah“. (HR. Bukhari)

Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang. (HR. Abu Ya’la dan Thabrani)

Rasulullah SAW bersabda: “Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka” (Al Hadits).

Dari Abu Hurirah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alahi wa Salllam bersabda,’Perempuan itu dinikahi karena 4 (empat hal), yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya, Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia.” (Muttafaq Alaihi dan Imam Lima)

Rindu di HatiJadi mau menunggu sampai kapan kita untuk menikah, sementara beberapa jaminan-jaminan Alloh sudah disiapkan untuk mereka yang mau menikah. Harus dibedakan antara menyegerakan menikah, dengan terburu-buru menikah. Dua kata tersebut adalah hal yang berbeda. Untuk menikah perlu adanya persiapan-persiapan yang baik karena akan terjadi suatu ikatan baru dalam membentuk sebuah keluarga. Menuju kebahagian itu adalah suatu proses yang panjang dan berliku, tidak ada yang prosesnya terjadi secara instant. Hal yang perlu disiapkan dalam menikah adalah kesiapan mental dan punya etos kerja yang baik untuk ikhwan (laki-laki) dalam rangka menafkahi istrinya, serta managemen keluarga dan keuangan yang bijak untuk akhwat (perempuan). Awali hidup berumah tangga dengan kesiapan masing-masing individu dalam menghadapi semua kondisi yang akan terjadi. Tidak mudah mengeluh dan berputus asa, nikmati semua kesulitan dengan kebersamaan, dan adanya kesediaan untuk menundukkan “EGO” yang ada dalam diri masing-masing.

Menikah secara manhaji atau syar’i adalah cara menikah yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW. Proses itu berlangsung tanpa adanya hubungan antara ikhwan dengan akhwat terlebih dahulu secara khusus (pacaran_red). Hal ini mungkin masih terasa asing di Indonesia karena kebanyakan mereka menikah melalui proses pertemuan terlebih dahulu antara laki-laki dan perempuan yang tidak lain adalah dengan pacaran. Padahal sebenarnya, ajaran ini telah dituntunkan oleh beliau nabi kita Muhammad SAW saat menikahkan fatimah az zahra putrinya, sahabat ustman, dll. Proses ta’aruf menjadi awal pertemuan yang lebih baik antara laki-laki dan perempuan yang akan menikah. Beberapa hal kenapa perlu adanya proses ta’aruf dalam menikah adalah untuk meminimalisir subjektifitas seseorang dengan pasangannya dan mengetahui lebih dalam tentang calon istri/suaminya itu. Bermusyawarahlah atau berdiskusilah dengan orang-orang sholih di sekitar kita dan pasangan kita dan beristikharohlah setelahnya agar lebih memantapkan hati kita untuk menikah.

Buat para pemuda muslim, Selamat berikhtiar mencari pasangan hidup yang tepat dan semoga mendapatkan istri yang sholehah yang akan melahirkan para mujahid baru. Amin…

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Polwan di Eropa boleh berjilbab, Indonesia kenapa tidak?

Polwan di Eropa boleh berjilbab, Indonesia kenapa tidak?

Refleksi dukungan masyarakat Indonesia untuk POLRI agar membolehkan Polwan mengenakan Jilbab sebagaimana fitrahnya sebagai muslimah.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Saat Kematian Datang

Tiada yang mampu melawan, mempercepat, ataupun menunda datangnya kematian. Hanya amalan sahabat terbaik yang setia menemani kita di akhirat kelak. Selagi di dunia, mari kita cari sahabat sebanyak-banyaknya, tentunya sahabat yang dapat membawa kita pada jalan islam yang benar. Dan Jadilah Sahabat yang terbaik buat orang-orang disekitarmu, agar mereka merasa nyaman bersanding denganmu dan merasa kehilangan jika engkau telah tiada. Do the Best!!!

Posted in Uncategorized | Leave a comment